Desember 11, 2024

Video anak terlihat takut air usai digigit anjing rabies sempat jadi perhatian di media sosial. Yang jadi pertanyaan, kenapa orang terinfeksi virus rabies takut air? Terkait hal ini, Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Novie Homenta Rampengan, SpA(K), DTM&H, MCTM (TP) menyampaikan penjelasan.

Sebelumnya ia menjelaskan jika virus rabies akan menyebar dari lokasi gigitan. Ia akan berkembang, kemudian masuk ke sistem saraf dan naik ke otak. "Begitu naik ke otak, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Begitu otak sudah terkena, dia akan timbul gejala," ungkapnya pada media briefing virtual, Rabu (21/6/2023).

Pengumuman PPPK Guru 2023 Belum Juga Keluar, Ternyata ini Alasannya Halaman all Ganjar Pranowo Sebut Santri Sumber Kekuatan Indonesia saat Kunjungi Ponpes Darul Habibi Santri dan Pengasuh Ponpes Darul Hijrah Kota Martapura Berjuang Padamkan Kebakaran Lahan

Prediksi Skor dan Susunan Pemain Persija versus s PSS Sleman, Gustavo Almeida Cedera Halaman all Rekaman CCTV Ayah Banting Anak ke Aspal Sampai Tewas, Awalnya Ditampar dan Kaki Ditendang Aktivis HAM Belanda Minta Pemerintah Belanda Memblokir Ekspor Suku Cadang Pesawat F 35 ke Israel

Salah satu gejala yang muncul adalah pasien menjadi takut air atau hidrophobia. Kenapa takut air? Karena saat terkena air dan meminumnya, pasien akan terasa tercekik seakan tidak bernapas. "Bagaimana dia tidak takut air, kalau minum saja terasa nyeri, tercekik, tidak bisa bernapas. Tentu orang tersebut tidak akan minum," paparnya.

Jika sudah sampai muncul gejala, maka tingkat kematian menjadi tinggi. Oleh karenanya, lanjut dia, harus melakukan pencegahan sebelum timbul gejala. "Begitu digigit hewan, segera datang, lakukan tiga langkah," tegasnya.

Ia membeberkan langkah pencegahan sebagai berikut: "Harus air mengalir. Supaya virus rabies bisa ikut ke bawah, keluar. Kalau cuma air baskom, virusnya hanya di situ terus,"ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa (20/6/2023). Dr Novie mengingatkan untuk mencuci luka harus selama 10 15 menit.

"Harus pakai sabun. Pakai antiseptik bisa, tapi itu ada penelitian bilang kurang berperan. Jadi harus pakai sabun," tegasnya. Pemerintah sendiri sudah membuat alur untuk kasus gigitan hewan penularan rabies. "Jadi bila tidak dapat dikenali, kita lihat situasinya apakah di daerah endemi rabies atau tidak. Jika tidak dapat dikenali lihat lukanya. Kalau luka risiko tinggi, kita anggap sebagai rabies," tutur dr Novie.

Lakukan tiga cara tadi, kemudian diberikan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR). Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *