Desember 11, 2024

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan sejumlah strategi untuk merealisasikan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan strategi strategi pemerintah, di antaranya adalah melakukan revisi Kebijakan Energi Nasional (KEN) bersama dengan Dewan Energi Nasional (DEN). "Revisi KEN untuk menjawab dan menyusun langkah apa yang diperlukan sehingga target NZE bisa kita lakukan bersama dengan tetap memperhatikan prinsip prinsip bahwa (revisi KEN) tidak mengganggu pembangunan yang sedang sekarang berjalan," ucap Dadan dalam keterangannya dikutip, Minggu (1/10/2023).

Kemudian Dadan menyebut strategi lainnya ialah, pada tahun lalu Kementerian ESDM telah membuat tahapan tahapan mengejar NZE yang tertuang dalam peta jalan transisi energi, yang di dalamnya terdapat upaya upaya yang akan dilakukan untuk mempercepat NZE pada tahun 2060. Kemudian, mendorong pemanfaatan peningkatan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sumber pembangkit listrik, serta dengan melakukan efisiensi energi. "Ini yang terus kita dorong bersama dengan PLN secara khusus, untuk pembangkit ketenagalistrikan kita mempunyai RUPTL di PLN yang memberikan fokus kepada peningkatan pemanfaatan energi terbarukan," tambah Dadan.

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru 14 Desember 2023, Berikut BBM yang Turun Harga Paling Signifikan Halaman 4 Ammar Zoni Terjerat Narkoba, Keluarga Pilih Rahasiakan Penangkapan dari Sang Ayah Usai Bawa Atletico Madrid Lolos, Diego Simeone Langsung Ditantang Sang Anak di Babak 16 Besar Liga Champions Bolasport.com

Harga Emas Hari Ini Naik Tipis, Segini Rincian Harga Emas Jumat 15 Desember 2023 Serambinews.com Pemprov Jatim Raih Penghargaan Kepatuhan Pelayanan Publik Predikat Kualitas Tertinggi dari Ombudsman Surya.co.id Aktivis HAM Belanda Minta Pemerintah Belanda Memblokir Ekspor Suku Cadang Pesawat F 35 ke Israel

Dengan pembangkit berbasis EBT tersebut, Dadan meyakini pada tahun 2060 akan menjadi pembangkit listrik utama dan mampu memenuhi proyeksi kebutuhan listrik nasional 600 700 giga watt (GW), menggantikan pembangkit listrik berbasis fosil. "Potensi EBT kita bisa 4 5 kali lipat lebih banyak dari kebutuhan listrik, karena Indonesia punya berbagai jenis sumber EBT dan jenisnya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tidak banyak negara yang punya seperti ini," jelasnya. Meski demikian, Dadan menekankan bahwa strategi pemanfaatan peningkatan EBT adalah upaya jangka panjang serta tidak dapat dilihat dari segi banyaknya pembangkit EBT yang dibangun.

Melainkan juga harus menggerakkan roda perekonomian dan sisi industri, serta dengan mendorong dari sisi sumber daya manusia agar mampu mengelola pembangkit pembangkit yang ada. "Kita tidak ingin bahwa pembangkit EBT ini teknologinya kita impor, tapi kita ingin ini menjadi sesuatu yang terintegrasi di dalam negeri, upaya ini jangan diharapkan akan bisa terlihat dalam 1 2 tahun ke depan, dan kita punya waktu untuk menyusun dengan sangat baik karena prinsip inklusif ini harus memberikan manfaat kepada semua pihak," pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *